Majelis Al Farras
Lautan Kerudung Hijau Muda di Masjid Raya Bandung
MRB – Mampirlah ke Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, setiap Selasa antara pukul 08.00 hingga pukul 11.00, maka mulai pintu depan masjid hingga bagian dalam hanya tampak lautan kerudung hijau muda. Bagaimana tidak, setiap Selasa itulah, sekitar 7.000 jamaah muslimah melakukan muhasabah. Mereka adalah Majlis Dzikir Al Farras, pimpinan Hj. Ratna Farida Fauzy, yang akrab disapa Bu Farida.
Rasa takjub dan penasaran pun membawa penulis ke Sekretariat Majelis Al Farras, yang lebih dikenal sebagai Rumah Al Farras di Jalan Papanggungan Raya No. 8 –depan Unjani Pindad—Kiaracondong, Bandung, pada Ahad sore lalu.
“Semuanya berkat izin Allah, berkah orangtua, dan berkah para guru,” tutur Bu Farida, menjawab pertanyaan penulis ihwal banyaknya jamaah muslimah yang mengikuti majelis dzikir tersebut, sesaat penulis diterima di ruang tamu.
Selebihnya, lanjut Bu Farida, karena cara dakwah yang diterapkannya . Dengan tadzkiroh, muhasabah, dan dzikrullah, dilakukan penyadaran diri; menilai, mengevaluasi, atau introspeksi diri sendiri.
Oleh karena itu, kata Bu Farida, melakukan muhasabah atau introspeksi diri merupakan hal yang sangat penting untuk menilai apakah amal perbuatannya sudah sesuai dengan ketentuan Allah. Tanpa introspeksi, jiwa manusia tidak akan menjadi baik.
“Berkat didikan orangtua dan para guru, saya orangnya tegas, memegang disiplin,” aku ustadzah, yang tiada lain putri dari Mubaligh KH. Achmad Fauzy ini.
Tegas dengan memegang disiplin, misalnya bila saat muhasabah terdapat jamaah yang kurang serius sehingga bisa mengganggu kekhusyukan jamaah lain atau ada jamaah yang menghormati dirinya secara berlebihan, maka Bu Farida tidak segan-segan langsung menegurnya.
“Termasuk dalam pengenaan kerudung hijau muda, semata-mata demi kedisiplinan, kebersamaan dalam menggapai ridla Allah,” jelas ustadzah yang berlatar pendidikan pesantren di Jawa Timur dan perguruan tinggi di bidang bisnis ini.
Kendati berlatar pendidikan perguruan tinggi di bidang bisnis –bahkan 9 tahun melakukan bisnis di Jalan ABC, Bandung, ditegaskan Bu Farida, berkat dorongan sang ayah, ketika dirinya berkomitmen untuk menerjuni bidang dakwah pada 1998, maka sejak saat itulah dunia bisnis serta-merta ditinggalkannya.
Pun ketika mulai merintis Majelis Al Farras pada tahun 2000, segala yang bertujuan popularitas dijauhinya.
“Untuk itulah, sejak didirikannya Majlis Al Farras tidak mempunyai akun facebook, twitter, website atau media sosial lainnya. Kami pun menjauhkan diri dari pemberitaan-pemberitaan. Kami menjauhkan diri dari popularitas, yang sedikit-banyaknya akan berdampak pada kekhusyukan jamaah dalam beribadah,” jelas Bu Farida.
“Mari kita jaga agar Al Farras bisa semakin bermanfaat bagi masyarakat, tanpa harus ikut-ikutan di bidang bisnis, tanpa perlu popularitas berlebihan, apalagi kepentingan politis mengingat banyaknya jamaah. Mari kita jaga bersama,” tutup Bu Farida mewanti-wanti pada penulis.
Ya, mari kita jaga bersama agar setiap Selasa, Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat semakin menjadi lautan kerudung hijau muda.* harie – MasjidRaya.com