
Menyimak Nasihat Ibnus Simak
MRB - Ibnus Simak bertamu kepada Harun ar-Rasyid. Harun meminta nasihat kepadanya lalu duduk di atas permadani.
As-Simak berkata: Ketawadlu'anmu di dalam kemuliaanmu, lebih mulia daripada kemuliaanmu.Ar-Rasyid berkata, "Aku belum pernah mendengar nasihat sebagus ini."
As-Simak melanjutkan, "Hai Amirul Mu'minin, memang demikianlah adanya. Barangsiapa yang dianugerahi kekayaan, ketampanan, kekuasaan, dan kemuliaan, tetapi dia tetap bertawadlu dengan kemuliaannya, menjaga kesucian diri dengan ketampanannya, memberikan bantuan dengan kelebihan hartanya, dan berlaku adil dalam menjalankan kekuasaannya, maka dia dicatat di dalam daftar orang-orang yang ikhlas."
Ar-Rasyid meminta diambilkan kertas, lalu dia menulis nasihat tersebut. Dia berkata, "Lanjutkan nasihatmu!"
As-Simak berkata, "Hai Amirul Mu'minin. Sungguh Allah telah memberikan tangguh kepada manusia, sehingga seolah-olah perbuatannya diabaikan. Allah telah menutupi kesalahannya, sehingga seolah-olah dia telah diampuni. Hai Amirul Mu'minin, misalkan seluruh dunia ini menjadi milikmu dan ditambah dengan jumlah yang sama juga berada di pelukanmu, dan misalkan Timur dan Barat dihimpunkan untukmu, lalu apa yang ada di tanganmu saat malakal maut menjemputmu?"
Ar-Rasyid berkata, "Lanjutkan nasihatmu!"
As-Simak melanjutkan: "Tiada seorang pun sejak zaman Nabi Adam hingga sekarang melainkan merasakan kematiannya."
Ar-Rasyid berkata, "Lanjutkan!"
As-Simak berkata, "Sesungguhnya tempat itu hanya ada dua: surga atau neraka."
Ar-Rasyid berkata, "Cukuplah sudah!" Dia pun pingsan.
As-Simak berkata, "Biarkan dia pingsan hingga wafat."
Setelah siuman, ar-Rasyid menyuruh pegawainya supaya memberikan hadiah kepada as-Simak. Tiba-tiba ada orang yang melaporkan kepada ar-Rasyid bahwa tadi as-Simak mengatakan, "Biarkanlah dia pingsan hingga wafat." Lalu ar-Rasyid menanyakan kebenarannya kepada as-Simak. Maka as-Simak berkata, "Hai Amirul Mu'minin, adakah sesuatu yang lebih baik daripada ungkapan, 'Amirul Mu'minin wafat karena takut kepada Allah?"
Ar-Rasyid memandang perkataan as-Simak itu sangat indah dan dia menghormatinya.
Maka berbahagialah orang yang memendekkan angan-angannya, panjang usianya, dan baik amal perbuatannya.(ash-Shabuni, 1988, IV:530).* abu ainun/"Pengalaman Ruhaniyah Kaum Shufi" - MasjidRaya.com