
Masjid Raya Bandung Gapai Sertifikat ISO 9001
![]() |
hariyawan/MasjidRaya.com |
RAPAT Kerja DKM Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2018, berlangsung di Grand Asrilia Hotel, Jalan Pelajar Pejuang ‘45 No. 123 Bandung, Sabtu (30/12).* |
MRB – Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat berupaya meraih Sertifikat International Organization for Stanndardization (ISO). Dengan Sertifikat ISO tersebut, berarti pengelolaan masjid sudah dilakukan secara profesional. Baru terdapat dua masjid di Indonesia sudah memiliki sertifikat ISO 9001: 2008, yaitu Masjid Al Ikhlas Jati Padang di Jakarta dan Masjid Raya Al Akbar di Surabaya. Keduanya sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dari Badan Standardisasi Internasional.
“Kita (Masjid Raya Bandung, Red.), ditargetkan harus menjadi masjid ke tiga di Indonesia meraih sertifikat ISO 9001 ini. Dengan ISO tersebut, maka pengelolaan masjid dilakukan dengan menerapkan standar mutu,” kata Ketua BPIC Jawa Barat, Drs. H. Dady Iskandar, M.M., saat membuka Rapat Kerja DKM Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2018, di Grand Asrillia Hotel, Jalan Pelajar Pejuang ‘45 No. 123 Bandung, Sabtu (30/12).
Pada raker bertema “Meningkatkan Profesionaliame Melalui Manajemen Mutu Menuju Masjid Terbaik di Jawa Barat” tersebut, H. Dady menyampaikan bahwa untuk mendapatkan sertifikat tersebut, setidaknya ada tiga hal yang menjadi titik perhatian, yaitu sumber daya manusia (SDM), pengadaan sarana-prasarana, dan program.
Terkait SDM, H. Dady menekankan pentingnya peningkatan kualitas pengelola Masjid Raya Bandung.
“Kalau mencari orang pintar mah gampang. Orang bodoh diberi pembelajaran juga bakal pintar. Yang susah itu mencari orang jujur. Untuk itu, kita butuh lebih banyak orang jujur yang amanah dan fatonah dalam mengelola masjid ini,” ungkap H. Dady.
Dari segi sarana-prasarana masjid, H. Dady minta Masjid Raya Bandung harus berstandard internasional. Masjid harus bernilai kebudayaan.
“Terkait budaya baca misalnya, Masjid Raya Bandung harus punya perpustakaan yang mudah dijangkau masyarakat. Berada di bagian depan, jangan di dalam yang menyulitkan dan membuat enggan masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan. Untuk pengadaan bukunya, nanti bisa saya usahakan bekerjasama dengan perpustakaan daerah,” papar H. Dady, seraya menambahkan di MRB perlu adanya museum mini ihwal sejarah serta keberadaan Masjid Raya Bandung, perlu memanfaatkan media informasi digital yang mudah diakses masyarakat.
Tekait program, H. Dady meminta program yang dicanangkan Masjid Raya Bandung harus lebih baik dari tahun ke tahun serta akuntabilitasnya dapat dipetanggungjawabkan.
“Semuanya harus bekerja sesuai tuntutan standard mutu. Masjid Raya Bandung bukan untuk yang ‘NU’ atau ‘numpang urip’ (numpang hidup, Red.), tetapi untuk mereka yang mau bekerja sepenuh hati secara ikhlas demi kemaslahatan umat dengan membesarkan masjid ini,” pungkas. H. Dady.* harie – MasjidRaya.com