
Melihat Perkembangan Ilmu Falak di IIEE 2017
![]() |
IST. |
UIN Walisongo memanfaatkan IIEE 2017 untuk mengenalkan dinamika perkembangan alat rukyah, dari yang tradisional hingga yang paling canggih.* |
MRB – International Islamic Education Expo (IIEE) yang digelar Kementerian Agama di ICE BSD City, Serpong, memamerkan beragam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Salah satunya adalah alat pantau hilal yang dipamerkan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Ahmad Izzuddin dari UIN Walisongo, mengatakan, pihaknya memanfaatkan IIEE 2017 untuk mengenalkan dinamika perkembangan alat rukyah, dari yang tradisional hingga yang paling canggih. “Bagi pecinta falak yang ingin mengenal lebih jauh peralatan rukyah, silahkan datang ke stand pameran UIN Walisongo di ICE BSD City,” kata Ahmad Izzuddin di Serpong, Selasa (21/11/2017).
Dilansir kemenag.go.id, dalam pameran tersebut, UIN Walisongo menampilkan teleskop robotik yang khusus untuk rukyatul hilal dan juga alat hisab rukyat yang lain baik modern maupun tradisional seperti rubu mujayyab, mizwala, qibla locator, peta langit. Ada juga telaah kehidupan melalui astrologi yang kami desain sesuai dengan eksistensi matahari saat kelahiran seseorang, yang dengan ini, bisa dibaca watak dan karakter seseorang. “Semua ada di sini. Selain melihat, pecinta falak bisa ikut mencobanya,” ujarnya.
Selain alat pantau hilal, UIN Walisongo juga memamerkan gaun berbahan limbah sampah plastik, serta aneka handy craft seperti tas dompet bunga rajutan dari limbah sampah yang sudah tidak terpakai. Sejumlah kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) berpartisipasi dalam gelaran IIEE 2017. Ada juga 18 kampus luar negeri, antara lain: Monash University, Australia; Queen’s University, Kanada; University of Sidney, Australia; University of Canberra, Australia; dan Sheffield Hallam University, Inggris.
Di samping itu, ada juga delapan partner institution seperti lembaga kursus dan lembaga pemberi beasiswa. Event ini juga diikuti beberapa kedutaan besar, yaitu: Iran, Malayisa, Jordan, dan Amerika Serikat. Selain kampus, ada juga lembaga nonpendidikan yang berpartisipasi.
“Itu perguruan tinggi keren semua di Inggris dan Australia. Mereka rata-rata punya kerja sama dengan kami dalam berbagai program internasional,” ujar Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama, Kamaruddin Amin.
Kamruddin Amin mengungkapkan, melalui IIEE 2017 ingin disampaikan pesan kepada masyarakat bahwa Indonesia layak menjadi destinasi studi Islam dunia. Karena pendidikan Islam dunia punya keistimewaan dan kekhasan yang tidak dimiliki negara mana pun.
Selain pameran, IIEE 2017 juga dimeriahkan dengan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS), Deklarasi Serpong, Apresiasi Pendidikan Islam (API), Seminar Internasional tentang Studi Pesantren, serta Pentas Seni Pelajar dan Mahasiswa.* ati – MasjidRaya.com