Jumat, 26 April 2024 | MasjidRaya.comTentang Kami | Kontak Kami
MasjidRaya.commedia silaturahmi umat
Inspirasi
Ibrah

Cara Mengatasi Kegemukan

Sabtu, 4 November 2017

MRB - Asy-Syafi'i rahimahullah berkata, “Orang yang gemuk takkan pernah beruntung.”

Orang-orang bertanya, “Mengapa?”

“Sebab dia tidak berpikir. Orang yang berakal senantiasa melakukan salah satu dari dua hal: bingung dalam menghadapi hari akhirat dan tempatnya kembali, atau dia berpikir tentang dunia dan penghidupannya. Kegemukan takkan menyatu dengan kebingungan. Jika seseorang tidak bingung karena memikirkan akhirat atau dunianya, maka kegemukannya seperti kategori binatang.

Selanjutnya Imam Syafi’I berkisah, “Dahulu ada seorang raja yang sangat gemuk. Dia mengundang para tabib, lalu berkata, ‘Rumuskanlah suatu cara untuk meringankan kegemukanku!”

Para tabib gagal merumuskannya. Akhirnya, mereka mendelegasikan seorang tabib yang cerdik dan terdidik. Tatkala utusan ini dihadapkan, maka raja melotot seraya berkata, “Apakah pemuda ini dapat menanganiku?”

Dia berkata, “Semoga Allah menyehatkan raja. Di samping sebagai tabib, aku pun seorang astrolog. Izinkan aku pada malam nanti untuk melihat bintang guna menentukan pengobatan yang tepat bagi Tuan, sehingga aku dapat menyembuhkan Tuan.”

Jawaban itu menenangkan raja.

Keesokan harinya, tabib muda menghadap lalu berkata, “Tuan raja, aku meminta jaminan keamanan.”

“Ya, aku menjamin keselamatanmu.”

“Semalam bintang Tuan muncul dan memberitahukan bahwa usia Tuan tinggal satu bulan lagi. Jadi, kapan aku dapat mengobati Tuan? Jika Tuan menginginkan penjelasan tentang hal itu, tahanlah aku di sini. Jika kata-kataku benar, maka bebaskanlah aku. Jika tidak benar, tuntutlah aku!”

Tabib itu ditahan. Kemudian sang raja menyingkirkan semua alat yang melenakan dirinya, menutup diri dari manusia, dan mengurung diri di kamar dengan kebingungan. Kepalanya senantiasa menunduk menghitung hari. Jika sehari berlalu, bertambahlah kesedihan dan kedukaannya. Akhirnya dia menjadi kurus dan tubuhnya ramping, padahal dia baru melewati 28 hari. Kemudian dia meminta pengawalnya membebaskan si tabib.

Raja berkata, “Bagaimana menurutmu?”

Tabib menjawab, “Aku terlampau hina di hadapan Allah untuk dapat mengetahui perkara gaib. Demi Allah, jika aku sendiri tidak tahu berapa lama lagi usiaku, maka bagaimana mungkin aku mengetahui obat apa pun untuk menyembuhkan Tuan kecuali kesedihan yang dalam. Dan aku tidak mampu menciptakan kesedihan bagi Tuan kecuali dengan cara seperti itu; suatu cara yang dapat menghancurkan daging secara total.”

Maka raja memberinya hadiah dan bersikap baik kepadanya.* abu ainun/“Pengalaman Ruhaniah Kaum Shufi” - MasjidRaya.com


KATA KUNCI:

BAGIKAN
BERI KOMENTAR