
"Wajah Pesantren Wajah Indonesia"
![]() |
IST. |
DIRJEN Pendis, Kamaruddin Amin didampingi Sesditjen Pendis, Ishom Yusqi serta Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Zayadi saat memberikan keterangan pers di kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta Pusat, Rabu (4/10/2017).* |
MRB – Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober, tahun ini kembali diperingati dengan tema “Wajah Pesantren Wajah Indonesia”. Sejumlah kegiatan akan diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Podok Pesantren (Dit-PDPontren) Kementerian Agama untuk memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2017.
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, peringatan Hari Santri Nasional tahun ini merupakan yang ketiga. Dipilihnya tema “Wajah Pesantren Wajah Indonesia”, menegaskan bahwa pesantren tidak bisa dipisahkan dari fenomena Keislaman, Keindonesiaan, dan Kebudayaan masyarakat Indonesia. Kekhasan inilah yang menjadi kekuatan untuk menopang keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Tema ini menunjukan bahwa pesantren itu darahnya merah putih. Santri relegius yang nasionalis. Ini merupkan identitas santri yang sangat mapan,” ujar Kamaruddin didampingi Sesditjen Pendis, Ishom Yusqi serta Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Zayadi saat memberikan keterangan pers di kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta Pusat, Rabu (4/10/2017).
Dikatakan, pesantren di samping membekali ilmu agama (tafaquh fiddin), membentuk kader-kader ulama yang nasionalis, juga membekali santrinya menjadi warga negara yang baik, “Bagaimana hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang lain melalui pergaulan dari berbagai latar belakang budaya. Antara Identitas, agama dan kewarganegaraan, menyatu dalam intetas pondok pesantren. Jadi santri itu sangat sadar akan identitasnya sebagai seorang muslim dan identitasnya sebagai warga negara,” katanya.
Pesantren, lanjut Guru Besar UIN Alaudin Makassar ini, memiliki bekontribusi besar terhadap munculnya semangat dan nasionalisme Keindonesiaan yang tidak terbantahkan dalam rentang sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Menurutnya, pesantren adalah lembaga pendidikan khas Indonesia dan genuine otentik muncul dan lahir di Indonesia dan tidak ditemukan di daerah lain.
“Pesantren penjaga gawang keberagamaan umat. Indonesia memiliki potensi disentragif, tapi karena pesantren hadir dan berkontribusi secara fundamental merawat keberagaman ini,” lanjutnya.
Terkait dengan peringatan Hati Santri Nasional Tahun 2017, Kamaruddin berharap, semua aktivitas kegiatan hari santri dapat menunjukkan bahwa pesantren dapat mempromosikan moderasi Islam (religious mederation) kepada dunia,
“Saya kira dengan aktivitas hari santri, ini menunjukkan kepada Indonesia dan dunia internasional bahwa pesantren yang mempromosikan moderasi Islam. Peringatan Hari Santri menjadi ajang strategsis untuk menunjukkan bahwa pesantren mengajarkan Islam rahmatan lil alamin,” ungkapnya.* ati – MasjidRaya.com