Jumat, 29 Maret 2024 | MasjidRaya.comTentang Kami | Kontak Kami
MasjidRaya.commedia silaturahmi umat
Syiar
Masjid Raya Bandung, Riwayatmu...

Dari Subuh Hingga Isya Bale Nyungcung Makmur

Kamis, 1 Juni 2017

MRB - Masjid Agung Bandung (kini Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat) yang lebih populer dengan sebutan Bale Nyungcung pada masa setelah kemerdekaan sampai awal tahun 1960-an, selain dikenal sebagai tempat akad nikah bagi pasangan pengantin di seluruh Bandung, juga dikenang sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan sosial pada masa itu.

Saat sang fajar masih enggan menampakkan sinarnya, hembusan angin dingin membawa gema adzan subuh berkumandang ke seluruh penjuru kota. Konon, suaranya terdengar sampai ke daerah Dago. Umat Islam dari Kebon Kelapa, Tegallega, Alun-alun, Pasir Koja, Stasiun dan wilayah sekitarnya, begitu mendengar adzan berkumandang, segera bergegas menuju Masjid Agung.

Derap dan gesekan suara terompah memberi nuansa tersendiri dalam perjalanan menuju masjid. Iring-iringan cahaya obor menembus pekat dan dinginnya suasana kala itu.

Begitu fajar mulai menyingsing, aktifitas perkotaan pun bergulir seperti biasa. Hingga tinggi hari nanti, tepat setelah matahari melewati ubun-ubun, segenap aktivitas harian yang berlangsung di sekitar Alun-alun berhenti berdenyut. Masyarakat sekitar Masjid Agung, para karyawan kantor, dan pedagang yang menggantungkan hidupnya di sekitar masjid, menghentikan roda perekonomian mereka sejenak, bahkan para musafir dan pelancong pun menghentikan perjalanan mereka untuk segera mengambil air wudlu dan dan melaksanakan shalat dzuhur di Masjid Agung.

Hal ini terus bergulir hingga tiba waktu asar, maghrib, isya, dan kembali menjelang subuh nanti. Betapa makmurnya kehidupan Masjid Agung Bandung di masa itu. Berduyun-duyun umat Islam dari berbagai wilayah dan kalangan menanggalkan urusan duniawinya sejenak untuk bersimpun bersama di hadapan sang Khalik.* ainun - masjidraya.com

 


KATA KUNCI:

BAGIKAN
BERI KOMENTAR