Kain Penutup Ka'bah
Kiswah, Simbol Kekuatan, Kesederhanaan, dan Keagungan
MasjidRaya - Bagi umat Islam yang sudah pernah beribadah di Masjidilharam, pasti pernah terkesima dengan keindahan kiswah atau kiswa, kain penutup Ka'bah. Selain sebagai hiasan Ka'bah, kiswah juga berfungsi untuk melindungi Kabah dari kotoran, debu, serta panas yang bisa membuat dindingnya rusak.
Ka'bah sudah diberi kiswah sejak zaman Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS. Namun tidak ada catatan yang mengisahkan kiswah pada zaman Nabi Ismail terbuat dari apa dan berwarna apa. Baru pada masa kepemimpinan Raja Himyar Asad Abu Bakr dari Yaman, disebutkan kiswah yang melindungi Kabah terbuat dari kain tenun.
Menurut Abdullah Bajawda, Majaner Pabrik Kiswah, sebelumnya kiswah dibeli dari luar negeri. "Tapi pada 1927, Raja Abdulaziz memerintahkan pembangunan pabrik khusus untuk membuatnya di Distrik Ajyad di Mekah, yang kemudian direlokasi ke Distrik Tayseer," kata Abdullah Bajawda seperti dikutip dari Arab News, beberapa waktu lalu.
Sejak 1931, kiswah untuk menutupi Kabah diproduksi di pabrik di Mekah, Arab Saudi. Dalam pabrik tersebut, pembuatan kiswah dilakukan secara modern dengan menggunakan mesin tenun modern. Di pabrik kiswah yang areanya seluas 10 hektare itu dipekerjakan sekitar 240 perajin kiswah.
Dalam pabrik tersebut, kiswah dibuat secara massal. Di sanalah semuanya disiapkan dari perencanaan, pembuatan gambar prototipe kaligrafi, pencucian benang sutera, perajutan kain dasar, pembuatan benang dari berkilo-kilo emas murni dan perak hingga pada pemintalan kaligrafi dari benang emas maupun perak, lalu penjahitan akhir.
Pembuatan kiswah atau kain penutup Kabah menghabiskan dana sekitar Rp 68,7 miliar. Diperlukan waktu setidaknya delapan bulan penuh untuk menyelesaikan kain itu, mulai menjahit hingga menyulam kaligrafi.
Kiswa dibuat dari kain sutra alam terbaik dan melalui berbagai tahapan berbeda hingga menjadi penutup kabah. Sulaman kaligrafi kiswah menggunakan benang emas. Setidaknya dibutuhkan 120 kilogram benang emas dan 100 kilogram benang perak untuk menghasilkan sulaman kaligrafi. Benang-benang itu semuanya diimpor dari Italia.
Mesin yang digunakan untuk membuat kiswah juga berteknologi canggih. Manajemen pabrik juga sudah mengimpor teknologi dari berbagai negara untuk proses pembuatan ini.
"Sejumlah tim dikirim ke Jepang, Amerika Serikat, Kanada, China, Italia, dan Swiss, untuk mencari mesin terbaik untuk meningkatkan produktifitas pabrik," ujarnya.
Sekitar 200 perajin diterjunkan untuk membuat kiswah. Mereka adalah orang-orang pilihan, sehingga ketika ada salah seorang pegawai yang diganti, maka harus menunggu pegawai yang sebelumnya mengikuti pelatihan.
Bukti dari keahlian para perajin itu bisa dinikmati oleh umat Islam yang beribadah di Masjidilharam. Kain kiswah memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Pintalan-pintalan benang berwarna emas maupun perak bersatu padu merangkai goresan kalam Ilahi. kiswah menjadi sangat berharga, bukan hanya karena firman-firman Allah SWT yang suci yang dipintal pada kiswah, tetapi juga karena keindahan dan eksotisme pintalan benang berwarna emas dan perak pada permukaannya.
Perpaduan warna emas dan perak pada kaligrafi yang menghiasi kiswah tersebut memiliki nilai seni yang luar biasa. Sebab pembuatannya membutuhkan skill dan bakat yang luar biasa karena tidak semua orang mampu membuat seni seindah itu. Kiswah merupakan simbol kekuatan, kesederhanaan, juga keagungan.
Meskipun kiswah tampak hitam jika dilihat dari luar, namun ternyata bagian dalam kiswah itu berwarna putih. Salah satu kalimat yang tertera dalam pintalan emas kiswah adalah kalimah syahadat, Allah Jalla Jalallah, La Ilaha Illallah, dan Muhammad Rasulullah . Surat Ali Imran: 96, Al-Baqarah :144, surat Al-fatihah, surat Al-Ikhlash terpintal indah dalam benang emas untuk menghiasi kiswah.
Kaligrafi yang digunakan untuk menghias kiswah terdiri dari ayat-ayat yang berhubungan dengan haji dan Kabah juga asma-asma Allah yang dimuliakan. Hiasan kaligrafi yang terbuat dari emas dan perak tampak berkilau indah saat terkena cahaya matahari.* abu ainun - masjidraya.com